Sejarah Perang Baratayudha di hari ke Lima belas (ke-15), kisah Mahabharata
Sunday, September 24, 2017
Perang Baratayudha Hari Ke-13,
Perang Baratayudha Hari Ke-14,
Perang Baratayudha hari ke-15,
Perang Pandawa dan Kurawa
Edit
Sejarah Perang Baratayudha di hari ke Lima belas (ke-15), kisah Mahabharata - Hallo semuanya Pembaca Berita, Pada postingan berita kali ini yang berjudul Sejarah Perang Baratayudha di hari ke Lima belas (ke-15), kisah Mahabharata, telah di posting di blog ini dengan lengkap dari awal lagi sampai akhir. mudah-mudahan berita ini dapat membantu anda semuanya. Baiklah, ini dia berita terbaru nya.
Judul Posting : Sejarah Perang Baratayudha di hari ke Lima belas (ke-15), kisah Mahabharata
Link : Sejarah Perang Baratayudha di hari ke Lima belas (ke-15), kisah Mahabharata
Setelah kematian Gatotkaca oleh Karna, Raja Drupada dan Raja Wirata juga terbunuh oleh Drona, Bima dan Drestadyumna bertarung dengannya di hari kelima belas.
Karena Drona amat kuat dan memiliki brahamastra (senjata ilahi) yang tak terkalahkan, Kresna memberi isyarat pada Yudistira bahwa Drona akan menyerah apabila Aswatama putranya gugur dalam perang tersebut.
Kemudian Bima membunuh seekor gajah bernama Aswatama, dan berteriak dengan keras bahwa Aswatama gugur.
Drona mendekati Yudistira untuk mencari kepastian tentang kematian putranya. Yudistira berkata "Ashwathama Hatha Kunjara", namun dua kata terakhir "Hatha Kunjara" yang menerangkan bahwa seekor gajah telah mati, tidak terdengar karena kegaduhan bunyi genderang dan terompet atas perintah Kresna (versi yang berbeda menyebutkan bahwa Yudistira melafalkan kata-kata terakhir tersebut dengan sangat pelan sehingga Drona tidak mendengar kata "gajah").
Sebelum peristiwa tersebut, kereta perang Yudistira, yang disebut Dharmaraja(Raja Kebenaran), melayang beberapa inci dari tanah.
Setelah peristiwa tersebut, keretanya menyentuh tanah. Setelah menduga bahwa putranya telah tiada, Drona merasa berdukacita, dan menjatuhkan senjatanya.
Kemudian ia dibunuh oleh Drestadyumna untuk membalaskan dendam ayahnya sekaligus melaksanakan sumpahnya.
VERSI LAIN KEMATIAN DRONA
Drestadyumna ikut terjun dalam kancah perang Bharatayuddha. Ia tampil sebagai senapati perang Pandawa, menghadapi senapati perang Korawa, yaitu Resi Drona.
Pada saat itu roh Ekalaya, raja negara Parangggelung yang ingin menuntut balas pada Resi Drona menyusup dalam diri Drestadyumna. Setelah melalui pertempuran sengit, akhirnya Resi Drona dapat dibinasakan oleh Drestadyumna dengan dipenggal lehernya.
Setelah perang di hari itu berakhir, Kunti (ibu para Pandawa) secara rahasia pergi menemui Karna, putra yang dibuangnya, dan memintanya untuk mengampuni nyawa para Pandawa, karena mereka adalah adiknya. Karna berjanji pada Kunti bahwa ia akan mengampuni nyawa para Pandawa, kecuali Arjuna.
Anda sedang membaca posting tentang Sejarah Perang Baratayudha di hari ke Lima belas (ke-15), kisah Mahabharata dan berita ini url permalinknya adalah https://cjdwto.blogspot.com/2017/09/sejarah-perang-baratayudha-di-hari-ke_95.html Semoga info lowongan ini bisa bermanfaat.
Judul Posting : Sejarah Perang Baratayudha di hari ke Lima belas (ke-15), kisah Mahabharata
Link : Sejarah Perang Baratayudha di hari ke Lima belas (ke-15), kisah Mahabharata
Setelah kematian Gatotkaca oleh Karna, Raja Drupada dan Raja Wirata juga terbunuh oleh Drona, Bima dan Drestadyumna bertarung dengannya di hari kelima belas.
Karena Drona amat kuat dan memiliki brahamastra (senjata ilahi) yang tak terkalahkan, Kresna memberi isyarat pada Yudistira bahwa Drona akan menyerah apabila Aswatama putranya gugur dalam perang tersebut.
Kemudian Bima membunuh seekor gajah bernama Aswatama, dan berteriak dengan keras bahwa Aswatama gugur.
Drona mendekati Yudistira untuk mencari kepastian tentang kematian putranya. Yudistira berkata "Ashwathama Hatha Kunjara", namun dua kata terakhir "Hatha Kunjara" yang menerangkan bahwa seekor gajah telah mati, tidak terdengar karena kegaduhan bunyi genderang dan terompet atas perintah Kresna (versi yang berbeda menyebutkan bahwa Yudistira melafalkan kata-kata terakhir tersebut dengan sangat pelan sehingga Drona tidak mendengar kata "gajah").
Sebelum peristiwa tersebut, kereta perang Yudistira, yang disebut Dharmaraja(Raja Kebenaran), melayang beberapa inci dari tanah.
Setelah peristiwa tersebut, keretanya menyentuh tanah. Setelah menduga bahwa putranya telah tiada, Drona merasa berdukacita, dan menjatuhkan senjatanya.
Kemudian ia dibunuh oleh Drestadyumna untuk membalaskan dendam ayahnya sekaligus melaksanakan sumpahnya.
VERSI LAIN KEMATIAN DRONA
Drestadyumna ikut terjun dalam kancah perang Bharatayuddha. Ia tampil sebagai senapati perang Pandawa, menghadapi senapati perang Korawa, yaitu Resi Drona.
Pada saat itu roh Ekalaya, raja negara Parangggelung yang ingin menuntut balas pada Resi Drona menyusup dalam diri Drestadyumna. Setelah melalui pertempuran sengit, akhirnya Resi Drona dapat dibinasakan oleh Drestadyumna dengan dipenggal lehernya.
Setelah perang di hari itu berakhir, Kunti (ibu para Pandawa) secara rahasia pergi menemui Karna, putra yang dibuangnya, dan memintanya untuk mengampuni nyawa para Pandawa, karena mereka adalah adiknya. Karna berjanji pada Kunti bahwa ia akan mengampuni nyawa para Pandawa, kecuali Arjuna.
Demikianlah Info postingan berita Sejarah Perang Baratayudha di hari ke Lima belas (ke-15), kisah Mahabharata
terbaru yang sangat heboh ini Sejarah Perang Baratayudha di hari ke Lima belas (ke-15), kisah Mahabharata, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sekian info artikel kali ini.
Anda sedang membaca posting tentang Sejarah Perang Baratayudha di hari ke Lima belas (ke-15), kisah Mahabharata dan berita ini url permalinknya adalah https://cjdwto.blogspot.com/2017/09/sejarah-perang-baratayudha-di-hari-ke_95.html Semoga info lowongan ini bisa bermanfaat.
0 Response to "Sejarah Perang Baratayudha di hari ke Lima belas (ke-15), kisah Mahabharata"
Post a Comment