Sejarah Asal Usul Kertawarma Dalam Mahabharata
Monday, September 25, 2017
Asal usul Abiyasa,
Asal Usul Baladewa,
Asal Usul Bangsa Yadawa,
Asal Usul Kertawarma,
Kelahiran Kertawarma,
Kematian Kertawarma,
Kesaktian Kertawarma
Edit
Sejarah Asal Usul Kertawarma Dalam Mahabharata - Hallo semuanya Pembaca Berita, Pada postingan berita kali ini yang berjudul Sejarah Asal Usul Kertawarma Dalam Mahabharata, telah di posting di blog ini dengan lengkap dari awal lagi sampai akhir. mudah-mudahan berita ini dapat membantu anda semuanya. Baiklah, ini dia berita terbaru nya.
Judul Posting : Sejarah Asal Usul Kertawarma Dalam Mahabharata
Link : Sejarah Asal Usul Kertawarma Dalam Mahabharata
Anda sedang membaca posting tentang Sejarah Asal Usul Kertawarma Dalam Mahabharata dan berita ini url permalinknya adalah https://cjdwto.blogspot.com/2017/09/sejarah-asal-usul-kertawarma-dalam.html Semoga info lowongan ini bisa bermanfaat.
Judul Posting : Sejarah Asal Usul Kertawarma Dalam Mahabharata
Link : Sejarah Asal Usul Kertawarma Dalam Mahabharata
Kertawarma merupakan putra dari Herdika raja Kerajaan Bhoja, yang juga masih keturunan bangsa Wresni, sama halnya dengan Kresna dan Satyaki. Dalam perang Baratayuda, Kertawarma memihak Korawa, sedangkan Kresna dan Satyaki memihak Pandawa.
Setelah perang berakhir, sekutu Korawa yang tersisa hanya tinggal Kertawarma, Krepa, dan Aswatama. Aswatama menemukan ide untuk membalas kekalahan Korawa, yaitu dengan cara menyerbu perkemahan Pandawa pada malam hari.
Dalam serangan malam tersebut, Aswatama masuk ke dalam perkemahan, sedangkan Kertawarma dan Krepa menunggu di luar. Dalam serangan mendadak itu Aswatama berhasil membunuh Drestadyumna, Srikandi, Yudamanyu, Utamauja, dan kelima Pancakumara. Kertawarma dan Krepa kemudian pulang ke tempat tinggal masing-masing.
Tiga puluh enam tahun kemudian, Kertawarma ikut serta dalam pesta bangsa Wresni atau Yadawa. Dalam keadaan sama-sama mabuk, ia dan Satyaki saling mengejek. Satyaki mengejek Kertawarma sebagai pengecut karena pernah menyerang perkemahan Pandawa di malam hari. Sementara itu, Kertawarma mengejek Satyaki berbuat curang telah membunuh Burisrawayang sedang dalam keadaan meditasi.
Satyaki yang sudah mabuk berat akhirnya memenggal kepala Kertawarma. Pembunuhan Kertawarma inilah yang menyebabkan pesta berubah menjadi perang saudara yang menewaskan semua orang yang hadir.
DALAM PEWAYANGAN JAWA
Dalam pewayangan Jawa, tokoh Kertawarma kadang dieja dengan Kartawarma atau Kartamarma. Menurut versi ini, Kartawarma adalah putra pasangan Dretarastra dan Gandari. Dengan kata lain, Kertawarma versi Jawa adalah salah satu di antara seratus orang Korawa.
Dalam pemerintahan Duryudana, Kartamarma menjabat sebagai Juru Panitisastra, atau semacam juru tulis Kerajaan Hastina. Tempat tinggalnya bernama Kasatriyan Tirtatinalang.
Setelah perang Baratayuda berakhir, Kartamarma kembali ke Hastina untuk mengambil kakak iparnya, yaitu istri Duryudana yang bernama Banowati. Di lain pihak, Aswatama juga datang untuk membunuh Banowati yang dianggapnya sebagai mata-mata para Pandawa. Maka terjadilah perkelahian di antara keduanya.
Perkelahian antara Aswatama dan Kartamarma berhenti karena Banowati telah melarikan diri dan dijemput Arjuna. Mereka berdua pun kembali rukun dan bertemu Krepayang mengabarkan bahwa Duryudana telah tewas.
Aswatama memutuskan untuk menyerang perkemahan Pandawa pada malam hari. Kartamarma mendukung hal itu, sedangkan Krepa terpaksa mengikuti karena diancam hendak dikeroyok oleh keduanya. Ketiganya kemudian menyusup ke dalam perkemahan Pandawa dan berhasil membunuh Srikandi, Drestadyumna, Pancawala, dan juga Banowati.
Aswatama akhirnya tewas ketika hendak membunuh Parikesit, cucu Arjuna yang masih bayi. Krepa tertangkap sedangkan Kartamarma berusaha melarikan diri. Bimasena berhasil mengejar Kartamarma dan memukulnya dengan gada hingga sekarat.
Kresna yang marah mengutuk Kartamarma akan terlahir kembali sebagai binatang hina. Kutukan Kresna pun menjadi kenyataan. Kartamarma meninggal karena luka yang ia derita dan kemudian terlahir kembali sebagai cacing tanah.
Sumber : WIKIPEDIA
Setelah perang berakhir, sekutu Korawa yang tersisa hanya tinggal Kertawarma, Krepa, dan Aswatama. Aswatama menemukan ide untuk membalas kekalahan Korawa, yaitu dengan cara menyerbu perkemahan Pandawa pada malam hari.
Dalam serangan malam tersebut, Aswatama masuk ke dalam perkemahan, sedangkan Kertawarma dan Krepa menunggu di luar. Dalam serangan mendadak itu Aswatama berhasil membunuh Drestadyumna, Srikandi, Yudamanyu, Utamauja, dan kelima Pancakumara. Kertawarma dan Krepa kemudian pulang ke tempat tinggal masing-masing.
Tiga puluh enam tahun kemudian, Kertawarma ikut serta dalam pesta bangsa Wresni atau Yadawa. Dalam keadaan sama-sama mabuk, ia dan Satyaki saling mengejek. Satyaki mengejek Kertawarma sebagai pengecut karena pernah menyerang perkemahan Pandawa di malam hari. Sementara itu, Kertawarma mengejek Satyaki berbuat curang telah membunuh Burisrawayang sedang dalam keadaan meditasi.
Satyaki yang sudah mabuk berat akhirnya memenggal kepala Kertawarma. Pembunuhan Kertawarma inilah yang menyebabkan pesta berubah menjadi perang saudara yang menewaskan semua orang yang hadir.
DALAM PEWAYANGAN JAWA
Dalam pewayangan Jawa, tokoh Kertawarma kadang dieja dengan Kartawarma atau Kartamarma. Menurut versi ini, Kartawarma adalah putra pasangan Dretarastra dan Gandari. Dengan kata lain, Kertawarma versi Jawa adalah salah satu di antara seratus orang Korawa.
Dalam pemerintahan Duryudana, Kartamarma menjabat sebagai Juru Panitisastra, atau semacam juru tulis Kerajaan Hastina. Tempat tinggalnya bernama Kasatriyan Tirtatinalang.
Setelah perang Baratayuda berakhir, Kartamarma kembali ke Hastina untuk mengambil kakak iparnya, yaitu istri Duryudana yang bernama Banowati. Di lain pihak, Aswatama juga datang untuk membunuh Banowati yang dianggapnya sebagai mata-mata para Pandawa. Maka terjadilah perkelahian di antara keduanya.
Perkelahian antara Aswatama dan Kartamarma berhenti karena Banowati telah melarikan diri dan dijemput Arjuna. Mereka berdua pun kembali rukun dan bertemu Krepayang mengabarkan bahwa Duryudana telah tewas.
Aswatama memutuskan untuk menyerang perkemahan Pandawa pada malam hari. Kartamarma mendukung hal itu, sedangkan Krepa terpaksa mengikuti karena diancam hendak dikeroyok oleh keduanya. Ketiganya kemudian menyusup ke dalam perkemahan Pandawa dan berhasil membunuh Srikandi, Drestadyumna, Pancawala, dan juga Banowati.
Aswatama akhirnya tewas ketika hendak membunuh Parikesit, cucu Arjuna yang masih bayi. Krepa tertangkap sedangkan Kartamarma berusaha melarikan diri. Bimasena berhasil mengejar Kartamarma dan memukulnya dengan gada hingga sekarat.
Kresna yang marah mengutuk Kartamarma akan terlahir kembali sebagai binatang hina. Kutukan Kresna pun menjadi kenyataan. Kartamarma meninggal karena luka yang ia derita dan kemudian terlahir kembali sebagai cacing tanah.
Sumber : WIKIPEDIA
Demikianlah Info postingan berita Sejarah Asal Usul Kertawarma Dalam Mahabharata
terbaru yang sangat heboh ini Sejarah Asal Usul Kertawarma Dalam Mahabharata, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sekian info artikel kali ini.
Anda sedang membaca posting tentang Sejarah Asal Usul Kertawarma Dalam Mahabharata dan berita ini url permalinknya adalah https://cjdwto.blogspot.com/2017/09/sejarah-asal-usul-kertawarma-dalam.html Semoga info lowongan ini bisa bermanfaat.
0 Response to "Sejarah Asal Usul Kertawarma Dalam Mahabharata"
Post a Comment